Dalil Ziarah ke Makam Kerabat dan Sahabat

25 Agu

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Dalil Ziarah ke Makam Kerabat dan Sahabat

Ziarah ke Makam Kerabat dan Sahabat

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ ثُمَّ بَدَا لِى أَلاَ فَزُوْرُوْهَا فَإِنَّهَا تُرِقُّ الْقَلْبَ وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ وَتُذَكِّرُ اْلآخِرَةَ فَزُوْرُوْا وَلاَ تَقُوْلُوْا هُجْرًا (أخرجه الحاكم رقم 1393 و البيهقى فى السنن الكبرى رقم 6990 وفى شعب الإيمان رقم 9289 عن انس واصله في الصحيحين)
“Rasulullah Saw bersabda: (dahulu) saya melarang kalian ziarah kubur, kamudian menjadi jelas bagi saya, maka berziarahlah. Sebab ziarah kubur dapat melunakkan hati, meneteskan air mata, dan mengingatkan akhirat. Berziarahlah dan jangan berkata yang tidak baik (menjerit dan meratapi)” (HR al-Hakim No 1393, al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra No 6990 dan Syu’ab al-Iman No 9289 dari Anas)
عَنْ ثَوْبَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنًّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا وَاجْعَلُوْا زِيَارَتَكُمْ لَهَا صَلاَةً عَلَيْهِمْ وَاسْتِغْفَارًا لَهُمْ (رواه الطبراني في المعجم الكبير رقم 1403 وقال الهيثمي وفيه يزيد بن ربيعة الرحبي وهو ضعيف اهـ مجمع الزوائد ومنبع الفوائد 3 / 86)
“Diriwayatkan dari Tsauban bahwa Rasulullah Saw bersabda: (dahulu) saya melarang kalian ziarah kubur, maka berziarahlah, dan jadikan ziarah kalian sebagai doa dan ampunan bagi mereka” (HR al-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir No 1403. al-Haitsami berkata: di dalam sanadnya ada Yazid bin Rabi’ah, ia dlaif)
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ رَجُلٍ يَزُوْرُ قَبْرَ أَخِيْهِ وَيَجْلِسُ عِنْدَهُ إِلاَّ اسْتَأْنَسَ بِهِ وَرَدَّ عَلَيْهِ حَتَّى يَقُوْمَ
“Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda: Tak seorang pun yang berziarah ke makam saudaranya dan duduk di dekatnya, kecuali ia merasa senang dan menjawabnya hingga meninggalkan tempatnya”
Al-Hafidz al-Iraqi memberi penilaian terkait status hadis ini:
قَالَ الْحَافِظُ الْعِرَاقِي أَخْرَجَهُ ابْنُ أَبِي الدُّنْيَا فِي الْقُبُوْرِ وَفِيْهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ سَمْعَانَ وَلَمْ أَقِفْ عَلَى حَالِهِ وَرَوَاهُ ابْنُ عَبْدِ الْبَرِّ فِي التَّمْهِيْدِ مِنْ حَدِيْثِ ابْنِ عَبَّاسٍ نَحْوَهُ وَصَحَّحَهُ عَبْدُ الْحَقِّ اْلأَشْبِيْلِيِّ (تخريج أحاديث الإحياء 4 / 216)
“Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi al-Dunya dalam al-Qubur. Di dalam sanadnya terdapat Abdullah bin Sam’an, saya tidak mengetahui perilakunya. Hadis yang sama diriwayatkan oleh Ibnu Abdilbarr dari Ibnu Abbas dan disahihkan oleh Abdulhaqq al-Asybili” (Takhrij Ahadits al-Ihya IV/216)

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ عَبْدٍ يَمُرُّ بِقَبْرِ رَجُلٍ كَانَ يَعْرِفُهُ فِى الدُّنْيَا فَيُسَلِّمُ عَلَيْهِ إِلاَّ عَرَفَهُ وَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمَ (رواه الخطيب في التاريخ 6 / 137 وابن عساكر 10 / 380 عن أبى هريرة وسنده جيد ورواه عبد الحق في الأحكام وقال : إسناده صحيح كما في القليوبي)
“Rasulullah Saw bersabda: Tidak seoramgpun yang melewati kuburan temannya yang pernah ia kenal ketika di dunia dan mengucap salam kepadanya, kecuali ia mengenalnya dan menjawab salamnya” (HR al-Khatib al-Baghdadi dalam al-Tarikh VI/137 dan Ibnu ‘Asakir X/380 dari Abu Hurairah. Dan sanadnya baik, juga diriwayatkan oleh Abdulhaqq dalam al-Ahkam, ia berkata: Sanadnya sahih)

وَفِي اْلأَرْبَعِيْنَ الطَّائِيَّةِ رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ آنَسُ مَا يَكُوْنُ الْمَيِّتُ فِي قَبْرِهِ إِذَا زَارَهُ مَنْ كَانَ يُحِبُّهُ فِي دَارِ الدُّنْيَا (الحافظ جلال الدين السيوطي في بشرى الكئيب بلقاء الحبيب 1 / 10 وشرح الصدور بشرح حال الموتى والقبور 1 / 202)
“Disebutkan dalam kitab Arba’in al-Thaiyah bahwa diriwayatkan dari Rasulullah Saw: Sesuatu yang paling membahagiakan pada mayat di kuburnya adalah ketika ia diziarahi oleh orang yang ia cintai ketika hidup di dunia” (al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi dalam Busyra al-Kaib I/10 dan Syarh al-Shudur I/202)

قَالَ ابْنُ الْقَيِّمِ اْلأَحَادِيْثُ وَاْلآثَارُ تَدُلُّ عَلَى أَنَّ الزَّائِرَ مَتَى جَاءَ عَلِمَ بِهِ الْمَيِّتُ وَسَمِعَ سَلاَمَهَ وَأَنِسَ بِهِ وَرَدَّ عَلَيْهِ وَهَذَا عَامٌّ فِي حَقِّ الشُّهَدَاءِ وَغَيْرِهِمْ فَإِنّهُ لاَ يُوَقَّتُ قَالَ وَهُوَ أَصَحُّ (بشرى الكئيب بلقاء الحبيب للحافظ جلال الدين السيوطي 1 / 10)
“Ibnu al-Qayyim (murid Ibnu Taimiyah) berkata: Hadis dan dalil dari para Sahabat menunjukkan bahwa ketika peziarah datang, maka mayit mengenalnya, mendengar salamnya, senang dengan kedatangannya dan menjawab salamnya. Hal ini berlaku umum, baik untuk orang yang mati syahid atau yang lainnya, dan hal ini berlaku setiap waktu. Ibnu al-Qayyim berkata: Ini adalah pendapat yang lebih kuat” (al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi dalam Busyra al-Karim I/10)

bercomentarlah dengan santun dan mendidik